Opini

Strategi Dunia Pendidikan Dalam Membangun Akhlak Mulia Menurut Perspektif Islam

Pendidikan bukan hanya tentang penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan karakter, akhlak mulia dalam diri pelajar dan akhlak merupakan aset penting dalam Islam.

Pembelajaran yang sempurna akan melahirkan manusia yang mempunyai nilai akhlak dan budi pekerti tinggi.

Oleh karena itu, terdapat beberapa faktor pembelajaran sosial yang mempengaruhi pembentukan akhlak mulia.

Dalam agama Islam, tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan adalah membentuk insan kamil dan sempurna.

Yakni, manusia yang sempurna dengan memiliki kecerdasan intelektual dan rohani secara keseluruhannya (Shamsul Arifin 2014).

Di samping kepentingan akhlak sebagai indikator dalam pembentukan peribadi akhlak mulia, pembinaan akhlak yang baik turut mempunyai keterkaitan dengan ibadah.

Allah SWT berfirman dalam al-Quran dalam surah Az-Zaariyat ayat 56 :

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaku”

Dari aspek objektif, pendidikan dalam Islam bertujuan menciptakan manusia yang baik dalam arti kata memiliki akhlak yang terpuji.

Dan tujuannya adalah untuk membangun modal insan yang seimbang serta membangun akhlak dan jati diri yang cemerlang bersumber al-Quran dan as-Sunnah.

Rasulullah SAW merupakan contoh teladan yang baik, Baginda diakui mempunyai sifat-sifat yang sempurna serta akhlak yang tinggi.

Allah SWT menerangkan kemuliaan akhlak Rasulullah melalui firman-Nya dalam surah al-Ahzab ayat 21 :

“Demi sesungguhnya, adalah bagi kamu pada diri Rasulullah itu contoh ikutan yang baik, yaitu bagi orang yang senantiasa mengharapkan (keridhoan) Allah dan (balasan baik) hari akhirat, serta dia pula menyebut dan mengingati Allah sebanyak-banyaknnya (dalam masa susah dan senang)”

Pendidikan akhlak perlu ditekankan dalam membangun insan yang akan meneruskan masyarakat dan negara agar tidak berlaku kepincangan ketika kita mengejar kecemerlangan dalam kehidupan.

Melalui pendidikan, individu berupaya membina keyakinan diri untuk berhadapan dengan dunianya, menikmati kemudahan yang ada di sekitar nya, serta memahami diri sendiri.

Selanjutnya, apa yang lebih penting adalah berhasil dengan mencapai apa yang dihasratkan dalam Islam yaitu Selamat dunia dan akhirat.

Akhlak mulia merupakan cerminan dari nilai-nilai luhur yang tercermin dalam perilaku dan karakter seseorang.

Ini mencakup aspek seperti kejujuran, amanah, tanggung jawab, kasih sayang, toleransi, dan hormat terhadap sesama.

Dalam dunia pendidikan, akhlak mulia memiliki relevansi yang sangat penting karena:

  • Membentuk pribadi yang berintegritas dan bertanggung jawab
  • Mendorong terciptanya lingkungan belajar yang harmonis dan kondusif
  • Menyiapkan generasi muda yang siap menjadi agen perubahan positif di masyarakat

Tantangan Saat Ini dalam Dunia Pendidikan Terkait Akhlak Mulia

Di era digital dan globalisasi, dunia pendidikan menghadapi tantangan dalam membangun akhlak mulia. Beberapa tantangan tersebut meliputi :

  • Pengaruh budaya populer yang kurang berakhlak
  • Minimnya peran keluarga dalam menanamkan nilai-nilai luhur Kurangnya kesadaran dan komitmen terhadap pendidikan karakter
  • Terbatasnya sumber daya dan infrastruktur untuk mendukung program pendidikan akhlak

Tantangan ini mengharuskan kita untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam merumuskan strategi yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut.

Peran Guru dan Tenaga Kependidikan dalam Membangun Akhlak Mulia

Guru dan tenaga kependidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam membangun akhlak mulia.

Mereka menjadi figur yang menginspirasi dan mencontohkan nilai-nilai luhur kepada siswa.

Berikut beberapa peran penting guru:

  • Menjadi teladan dengan bersikap dan berperilaku baik
  • Membuat suasana kelas yang positif dan kondusif untuk belajar
  • Memberikan pembelajaran yang bermakna dan menginspirasi.
  • Membimbing siswa dalam mengembangkan karakter dan akhlak mulia
  • Berkolaborasi dengan orang tua dan masyarakat dalam membangun karakter siswa

Guru yang memiliki integritas, kompetensi, dan komitmen tinggi dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia.

Kolaborasi Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat dalam Membangun Akhlak Mulia

Membangun akhlak mulia membutuhkan sinergi dan kolaborasi yang kuat dari berbagai pihak.

Sekolah, keluarga, dan masyarakat harus bersatu padu dalam mewujudkan generasi yang berkarakter mulia.

  • Sekolah bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan karakter melalui kurikulum dan kegiatan pembelajaran
  • Keluarga memegang peran utama dalam menanamkan nilai-nilai luhur sejak dini
  • Masyarakat sebagai lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh positif melalui kegiatan keagamaan, sosial, dan budaya

Kolaborasi yang efektif akan menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung terbentuknya generasi berakhlak mulia.

Implementasi Pembiasaan Akhlak Mulia dalam Kehidupan Sehari-hari

Pembiasaan akhlak mulia tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa strategi yang dapat dilakukan:

  • Membiasakan mengucapkan salam, berterima kasih, dan meminta maaf
  • Menjalankan ibadah dengan khusyuk dan penuh makna
  • Melakukan kegiatan sosial dan kemanusiaan
  • Menghormati perbedaan pendapat dan budaya
  • Membangun komunikasi yang positif dan empati

Pembiasaan ini akan membentuk kebiasaan positif dan karakter mulia pada diri siswa.

Kesimpulan

Membangun akhlak mulia dalam dunia pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang sangat penting.

Dengan menerapkan strategi yang tepat, melibatkan berbagai pihak, dan menanamkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mewujudkan generasi yang berakhlak mulia, cerdas, dan siap menghadapi tantangan zaman.

Mari kita bersama- sama berkomitmen untuk menciptakan generasi muda yang unggul dan berakhlak mulia, yang dapat menjadi penerus bangsa yang bermartabat dan membawa kemajuan bagi Indonesia.

Ari Muhamad Rahman

*Penulis adalah Mahasiswa Program Pascasarjana (S2) Magister Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan STKIP-Arrahamniyah Depok